Welcome
back, guys!
Hari
ini saya akan mengshare tentang….. (jengjeng)
Social History
ENJOY!
Apa sih yang terbesit di pikiran
kalian ketika mendengar kata Social
History? Hmm, kalau saya sihh pikir kayak sejarah-sejarah masa kuno teknik
wawancara.
Ooops! Ternyata, social history itu adalah sejarah klien kita yang akan kita
dapatkan di awal wawancara kita. Bisa lebih dari sekali wawancara loh untuk
dapat social history klien yang
lengkap. Soalnya masalah klien itu ga selalu pengaruh bawaan (nature), tapi juga lingkungannya (nurture). Kita bisa dapat social history secara tertulis atau
wawancara. Tapi, bakalan lebih bagus kalau lewat wawancara. Soalnya kan kita
jadi bisa probing J
Social
history ini punya tiga
tujuan, yaitu:
1.
Mendapatkan
informasi yang cukup untuk mengkonsepkan akar dari kesulitan atau masalah
klien.
2.
Karena,
tidak akan ada dokumen yang cukup untuk menjelaskan detil dari kehidupan klien.
3.
Kita
sebagai pewawancara pasti mau mendengar persepsi, arti, dan perasaan klien yang
berhubungan dengan apa yang ia rasakan.
Ada banyak nih area-areanya social history. Kalau bisa, kita harus
tanyain nih semuanya! Hehehe. Sambil dijelasin satu-satu ya!
1. Family
History
Yep!
Kita harus bertanya tentang riwayat keluarga, cerita ttg keluarga, lahir
dimana, dibesarkan dimana, tinggal dimana, sama siapa aja, dll. Soalnya hubungan
sama keluarga itu kan pasti paling sering dan sejak awal kehidupan kita. Bisa jadi
masalah yang klien hadapi sekarang itu karena konflik masa kecil, ataupun
sekarang. Misalnya sama mertua atau pasangan. Nah, pasti bingung nih kalau udah
ngadepin klien yang punya keluarga super besar gimana? Untungnya ada yang
disebut genogram, yaitu kayak membuat silsilah keluarga gitu deh..
Genogram ini dikembangkan oleh Murray Bowen. Ini dia contoh genogram
2. Educational
History
Bagaimana
prestasi akademik klien, walaupun nilai rapot itu ga mewakili kemampuan
intelektual seseorang ya! J apakah klien mengalami bully di sekolah, atau malah jadi pelaku
bully? Klien kita tuh bisa
bersosialisasi ga disekolahnya, punya teman, punya pengalaman organisasi, dll? Kalau
klien kita itu kurang punya hubungan disekolah biasanya klien itu memiliki
kegagalan dalam menguasai kemampuan sosial dasar.
3. Job
History
Kita
harus mengetahui pekerjaan klien itu apa. Tapi jangan sampai kita menyinggung
perasaan klien dengan pertanyaan “apa pekerjaan Anda saat ini?” kalau dia kerja
sih gak apa. Kalau dia pengangguran? Apa abis di PHK? Gawat deh!! Lebih baik
tuh kita tanya “Apa kesibukan Anda sehari-hari?” kalau klien kita bekerja pasti
klien kita akan menceritakan pekerjaannya kok. Kita juga harus bertanya kalau
klien kita ini ‘kutu loncat’ alias suka pindah-pindah kerjaan, atau malah di
posisi yang sama terus buat beberapa tahun tanpa adanya kenaikan posisi. Bisa jadi
tuh ada masalah dari klien kita itu. Kita juga harus tau pekerjaannya klien
sekarang itu emang maunya dia, apa maunya keluarganya.
4. Marital
History
Marital
status: single, married, bercerai,
atau janda/duda. Kita harus bisa probing tentang status pernikahan klien kita.
5. Interpersonal
Relationship
Selain
status pernikahan dan hubungan berkomitmen lainnya, apakah klien memiliki teman
di luar pekerjaan dan tempat sekolah. Kita dapat membantu klien untuk berbicara
bagaimana untuk berhubungan.
6. Recreational
Preferences
Bagimana
klien melakukan sesuatu yang menyenangkan? Kalau klien kekurangan dalam
kemampuan rekreasi dapat menyebabkan klien menjadi pengguna alkohol. Beberapa orang
seperti OCD menanggap rekreasi adalah hal yang sia-sia dan bodoh.
7. Sexual
History
Topik
ini pasti topik yang sensitif banget, terutama di kebudayaan asia. Jadi pewawancara
harus hati-hati banget nih! Tapi sexual
history ga harus selalu ditanyakan sih, cuma kalau butuh, ya mau ga mau. Nanyainnya
juga jangan pas pertemuan pertama loh, yang ada si klien bisa berpikir
macam-macam. Hahaha. Hal yang ditanyakan seperti seberapa sering melakukan
hubungan baik seksual dan komunikasinya, dan juga apakah mencapai orgasme atau
tidak. Soalnya, kepuasan seksual itu berhubungan juga sama kepuasan pernikahan.
8. Medical
History
Apakah
klien kita pernah rawat jalan, rawat inap, operasi, masalah kesehatan gigi dan
mulut yang serius, dokter yang sering dikunjungi, medical check-up terakhir, dan nama obat-obatan yang sering
dikonsumsi. Bisa juga kita minta klien untuk bawa semua obat-obatannya, soalnya
belum tentu klien tau nama-nama obatnya, bisa aja salah. Boleh juga kita tanya
sama keluarganya.
9. Psychiatric/Psychotherapy
History
Apakah
klien sudah pernah ke psikolog atau psikiater lain? Kalau sudah kita harus
memiliki rekap medisnya supaya kita tau bagaimana diagnose sebelummya.
10. Legal
History
Apakah
klien kita pernah masuk ke dalam penjara, mengalami masalah hukum perdata,
tilang dls. Kalau klien memiliki perilaku yang tidak sesuai dengan hukum
mungkin saja memiliki karakteristik patologi.
11. Alcohol
and Substance Use/Abuse
Kita
harus bertanya kepada klien seberapa sering dan seberapa addictnya dia dengan alkohol dan narkoba. Bisa jadi, gangguan
psikologisnya berasal dari alkohol dan narkoba. Kita bisa memancing klien
dengan pertanyaan “saya senang minum segelas anggur atau bir. Bagaimana dengan
Anda?”
12. Nicotine
and/or Caffeine Consumption
Banyak
klien yang tidak menyadari bahwa nikotin dan kafein merupakan zat adiktif. Kita
harus bertanya mengenai rokok dan kopi yang dikonsumsi, jenis apa, seberapa
seringnya.
-FINISH-
SEE YOU on next blog about LAPORAN HASIL WAWANCARA
STAY TUNE guys!
Regards,
Sannia Wina w