Senin, 24 Maret 2014

Social History


Welcome back, guys!

Hari ini saya akan mengshare tentang….. (jengjeng)

Social History

ENJOY!

Apa sih yang terbesit di pikiran kalian ketika mendengar kata Social History? Hmm, kalau saya sihh pikir kayak sejarah-sejarah masa kuno teknik wawancara.
Ooops! Ternyata, social history itu adalah sejarah klien kita yang akan kita dapatkan di awal wawancara kita. Bisa lebih dari sekali wawancara loh untuk dapat social history klien yang lengkap. Soalnya masalah klien itu ga selalu pengaruh bawaan (nature), tapi juga lingkungannya (nurture). Kita bisa dapat social history secara tertulis atau wawancara. Tapi, bakalan lebih bagus kalau lewat wawancara. Soalnya kan kita jadi bisa probing J
Social history ini punya tiga tujuan, yaitu:
1.    Mendapatkan informasi yang cukup untuk mengkonsepkan akar dari kesulitan atau masalah klien.
2.    Karena, tidak akan ada dokumen yang cukup untuk menjelaskan detil dari kehidupan klien.
3.    Kita sebagai pewawancara pasti mau mendengar persepsi, arti, dan perasaan klien yang berhubungan dengan apa yang ia rasakan.
Ada banyak nih area-areanya social history. Kalau bisa, kita harus tanyain nih semuanya! Hehehe. Sambil dijelasin satu-satu ya!

1.    Family History
Yep! Kita harus bertanya tentang riwayat keluarga, cerita ttg keluarga, lahir dimana, dibesarkan dimana, tinggal dimana, sama siapa aja, dll. Soalnya hubungan sama keluarga itu kan pasti paling sering dan sejak awal kehidupan kita. Bisa jadi masalah yang klien hadapi sekarang itu karena konflik masa kecil, ataupun sekarang. Misalnya sama mertua atau pasangan. Nah, pasti bingung nih kalau udah ngadepin klien yang punya keluarga super besar gimana? Untungnya ada yang disebut genogram, yaitu kayak membuat silsilah keluarga gitu deh.. Genogram ini dikembangkan oleh Murray Bowen. Ini dia contoh genogram

2.    Educational History
Bagaimana prestasi akademik klien, walaupun nilai rapot itu ga mewakili kemampuan intelektual seseorang ya! J apakah klien mengalami bully di sekolah, atau malah jadi pelaku bully? Klien kita tuh bisa bersosialisasi ga disekolahnya, punya teman, punya pengalaman organisasi, dll? Kalau klien kita itu kurang punya hubungan disekolah biasanya klien itu memiliki kegagalan dalam menguasai kemampuan sosial dasar.

3.    Job History
Kita harus mengetahui pekerjaan klien itu apa. Tapi jangan sampai kita menyinggung perasaan klien dengan pertanyaan “apa pekerjaan Anda saat ini?” kalau dia kerja sih gak apa. Kalau dia pengangguran? Apa abis di PHK? Gawat deh!! Lebih baik tuh kita tanya “Apa kesibukan Anda sehari-hari?” kalau klien kita bekerja pasti klien kita akan menceritakan pekerjaannya kok. Kita juga harus bertanya kalau klien kita ini ‘kutu loncat’ alias suka pindah-pindah kerjaan, atau malah di posisi yang sama terus buat beberapa tahun tanpa adanya kenaikan posisi. Bisa jadi tuh ada masalah dari klien kita itu. Kita juga harus tau pekerjaannya klien sekarang itu emang maunya dia, apa maunya keluarganya.

4.    Marital History
Marital status: single, married, bercerai, atau janda/duda. Kita harus bisa probing tentang status pernikahan klien kita.

5.    Interpersonal Relationship
Selain status pernikahan dan hubungan berkomitmen lainnya, apakah klien memiliki teman di luar pekerjaan dan tempat sekolah. Kita dapat membantu klien untuk berbicara bagaimana untuk berhubungan.

6.    Recreational Preferences
Bagimana klien melakukan sesuatu yang menyenangkan? Kalau klien kekurangan dalam kemampuan rekreasi dapat menyebabkan klien menjadi pengguna alkohol. Beberapa orang seperti OCD menanggap rekreasi adalah hal yang sia-sia dan bodoh.
7.    Sexual History
Topik ini pasti topik yang sensitif banget, terutama di kebudayaan asia. Jadi pewawancara harus hati-hati banget nih! Tapi sexual history ga harus selalu ditanyakan sih, cuma kalau butuh, ya mau ga mau. Nanyainnya juga jangan pas pertemuan pertama loh, yang ada si klien bisa berpikir macam-macam. Hahaha. Hal yang ditanyakan seperti seberapa sering melakukan hubungan baik seksual dan komunikasinya, dan juga apakah mencapai orgasme atau tidak. Soalnya, kepuasan seksual itu berhubungan juga sama kepuasan pernikahan.

8.    Medical History
Apakah klien kita pernah rawat jalan, rawat inap, operasi, masalah kesehatan gigi dan mulut yang serius, dokter yang sering dikunjungi, medical check-up terakhir, dan nama obat-obatan yang sering dikonsumsi. Bisa juga kita minta klien untuk bawa semua obat-obatannya, soalnya belum tentu klien tau nama-nama obatnya, bisa aja salah. Boleh juga kita tanya sama keluarganya.
9.    Psychiatric/Psychotherapy History
Apakah klien sudah pernah ke psikolog atau psikiater lain? Kalau sudah kita harus memiliki rekap medisnya supaya kita tau bagaimana diagnose sebelummya.

10.  Legal History
Apakah klien kita pernah masuk ke dalam penjara, mengalami masalah hukum perdata, tilang dls. Kalau klien memiliki perilaku yang tidak sesuai dengan hukum mungkin saja memiliki karakteristik patologi.

11.  Alcohol and Substance Use/Abuse
Kita harus bertanya kepada klien seberapa sering dan seberapa addictnya dia dengan alkohol dan narkoba. Bisa jadi, gangguan psikologisnya berasal dari alkohol dan narkoba. Kita bisa memancing klien dengan pertanyaan “saya senang minum segelas anggur atau bir. Bagaimana dengan Anda?”

12.  Nicotine and/or Caffeine Consumption
Banyak klien yang tidak menyadari bahwa nikotin dan kafein merupakan zat adiktif. Kita harus bertanya mengenai rokok dan kopi yang dikonsumsi, jenis apa, seberapa seringnya.

-FINISH-

SEE YOU on next blog about LAPORAN HASIL WAWANCARA
STAY TUNE guys!


Regards,
Sannia Wina w



Jumat, 14 Maret 2014

Keterampilan Dasar Wawancara


Hello Everyone!
Blog ini adalah blog pertama saya.
Semoga tidak membosankan, tetapi membawa manfaat buat kalian semua yang membaca.
Di blog ini saya berusaha untuk berbagi ilmu tentang teknik wawancara.
Enjoy! J


Keterampilan Dasar Wawancara 
Kemarin (13 Maret 2014) kita belajar keterampilan dasar wawancara dari Bu Henny E. Wirawan.
Nah, ada 6 keterampilan dasar wawancara:

1. Kemampuan membina rapport.
Apa tuh rapport? Oops, ini bukan rapot-rapot yang biasa kita terima pas mau kenaikan kelas loh hehehe.
Rapport adalah usaha untuk menciptakan suasana hangat dan nyaman, menciptakan hubungan yang jujur dan terbuka tentang topik yang sesuai dengan wawancara tersebut.
Bagaimana kita tuh bisa membina rapport dengan baik? Easy! 
√ Ketika klien masuk, persilahkan klien untuk duduk dulu. 
√ Ajak klien berjabat tangan (warning : ingat beberapa ragam budaya dan agama loh).
√ Senyum yang hangat dan emang dari dalam hati (CIEEEE!!) w
√ Harus mengerti keadaan klien (bukan sotoy!)
√ Mukanya jangan datar ya hihihi. Kasian klien udah cerita, eh muka kita jutek. Nanti klien malah bete lagi.
√ Eh, tapi, muka kita juga jangan judgemental, alias terlalu ekspresif alias lebay!
√ Jangan telepon dan chatting pas klien lagi curhat. Kita sebagai pewawancara bisa ga konsentrasi dan malah ga ngerti cerita klien.
√ Jangan pake jargon (kata-kata khusus) psikologi. Kalo klien ngerti sih syukur, kalo ga? percuma deh!
√ ETC

2. Empati
Pasti udah pada tau donk ya apa sih empati ini.? Empati diartikan sebagai keakuratan persepsi kita terhadap perasaan klien, apa yang terjadi dengan klien, dan peran klien kita terhadap pengalamannya itu. Dengan adanya empati, kita membuat klien tau kalau kita itu menerima, mengerti dan memahami dunia dia, tapi ga menghakimi dia. yang penting kita harus FOKUS sama klien kita.

3. Attending Behavior
Intinya kita harus menDENGARkan klien dengan baik, bukan kita yang sibuk cuap-cuap padahal klien belum ngomong apa-apa.
Ada 4 dimensinya:
·        Visual perhatiin klien! Tapi jangan dipelototin juga sih hehehe. Perhatikan segitiga atas (di daerah kening).
·        Vocal Qualities ngomongnya jangan lelet, tapi jangan terlalu cepat juga.
·        Verbal Tracking ikuti cerita klien, harus bisa probing. Tapi jangan pernah ikuti cerita klien yang schizophrenia loh!
·        Body Language penuh perhatian dan orisinil. Jangan dibuat-buat dan berlebihan.

4. Questioning Technique
Sebagai seorang pewawancara yang baik, kita tidak boleh mengajukan pertanyaan yang sifatnya mengarahkan, klien harus bisa mengekspresikan perasaannya.
Jadi kita harus pakai open question, yang terbagi menjadi open question sebagai pembuka, untuk mengelaborasi dan memperkaya cerita klien, dan menjelaskan sudut pandang klien.
Tapi ada juga yang kita ga boleh lakukan dalam memberikan pertanyaan, yaitu memaksa klien buat cerita, mengintrogasi klien, mengontrol perasaan klien, memakai kata ‘kenapa’, dan mencoba memuaskan kebutuhan klien.
Nah, pada bingung kan kalo ga boleh pakai kata tanya ‘kenapa’ atau ‘mengapa’, jadi mau pakai kata-kata apa? Jrenggg.. jawabannya adalah kita pakai kata ‘bagaimana’ hehehe J

5. Observation Skills
Keterampilan observasi itu fokus pada tiga area: perilaku non verbal, perilaku verbal, dan konflik, diskrepansi, dan inkongruensi. Perilaku nonverbal tuh seperti ekspresi wajah dan bahasa tubuh klien, tapi hindari stereotype yah! Kalau perilaku verbal itu seperti selective attention sama keywords. Inkongruensi adalah ketidaksamaan antara perilaku verbal dan nonverbalnya. Bisa aja terjadi kalau klien tidak nyaman atau berbohong.

6. Active Listening
Encourage! Buat klien untuk melanjutkan ceritanya dengan gerakan verbal dan nonverbal. Jangan lupa lakukan probing! Nonverbal encouragement seperti body language, kalau verbal encouragement seperti ‘hmm’, ‘oke..’, ‘lalu..?’
Dalam active listening ada yang disebut dengan paraphrasing, yaitu kita fokus sama isi dan mengklarifikasi apa yang dikomunikasikan. Ada juga reflection of feelings, yaitu kita memahami emosi klien.
Be careful! ParaphrasingParroting. Parroting itu mengulang pernyataan klien. Jangan sering-sering yah, nanti klien bosen loh hahaha.
Last one! (akhirnya) Summarizing yaitu kesimpulan dari keseluruhan sesi. Jadi sesi selanjutnya kita udah paham sama apa yang dibahas di sesi sebelumnya. Ada 4 dimensi utnuk paraphrasing dan summarizing: sentence stem, keywords, the essence of what the client has said in briefer and more clear form, dan a check out.

-FINISH-

Jikalau anda menemukan hal yang kurang dipahami, jangan ragu untuk memberikan komentar. Sesegera mungkin akan saya balas J
Semoga Bermanfaat!

SEE YOU on next blog!
Regards,
Sannia Wina w