Hello Everyone!
Blog ini adalah blog pertama saya.
Semoga tidak membosankan, tetapi membawa manfaat buat kalian semua
yang membaca.
Di blog ini saya berusaha untuk berbagi ilmu tentang teknik
wawancara.
Enjoy! J
Keterampilan Dasar
Wawancara
Kemarin (13 Maret 2014)
kita belajar keterampilan dasar wawancara dari Bu Henny E. Wirawan.
Nah, ada 6 keterampilan
dasar wawancara:
1. Kemampuan membina rapport.
Apa tuh rapport? Oops, ini bukan rapot-rapot
yang biasa kita terima pas mau kenaikan kelas loh hehehe.
Rapport adalah usaha untuk menciptakan suasana hangat dan nyaman,
menciptakan hubungan yang jujur dan terbuka tentang topik yang sesuai dengan
wawancara tersebut.
Bagaimana kita tuh bisa
membina rapport dengan baik? Easy!
√ Ketika klien
masuk, persilahkan klien untuk duduk dulu.
√ Ajak klien berjabat
tangan (warning : ingat beberapa
ragam budaya dan agama loh).
√ Senyum yang hangat dan
emang dari dalam hati (CIEEEE!!) w
√ Harus mengerti keadaan
klien (bukan sotoy!)
√ Mukanya jangan datar
ya hihihi. Kasian klien udah cerita, eh muka kita jutek. Nanti klien malah bete
lagi.
√ Eh, tapi, muka kita
juga jangan judgemental, alias terlalu ekspresif alias lebay!
√ Jangan telepon dan
chatting pas klien lagi curhat. Kita sebagai pewawancara bisa ga konsentrasi
dan malah ga ngerti cerita klien.
√ Jangan pake jargon
(kata-kata khusus) psikologi. Kalo klien ngerti sih syukur, kalo ga? percuma
deh!
√ ETC
2. Empati
Pasti udah pada tau donk
ya apa sih empati ini.? Empati diartikan sebagai keakuratan persepsi kita
terhadap perasaan klien, apa yang terjadi dengan klien, dan peran klien kita
terhadap pengalamannya itu. Dengan adanya empati, kita membuat klien tau kalau
kita itu menerima, mengerti dan memahami dunia dia, tapi ga menghakimi dia.
yang penting kita harus FOKUS sama klien kita.
3. Attending Behavior
Intinya kita harus menDENGARkan klien dengan baik, bukan kita
yang sibuk cuap-cuap padahal klien belum ngomong apa-apa.
Ada 4 dimensinya:
·
Visual → perhatiin klien! Tapi jangan dipelototin juga
sih hehehe. Perhatikan segitiga atas (di daerah kening).
·
Vocal Qualities → ngomongnya jangan
lelet, tapi jangan terlalu cepat juga.
·
Verbal Tracking → ikuti cerita klien,
harus bisa probing. Tapi jangan
pernah ikuti cerita klien yang schizophrenia
loh!
·
Body Language → penuh perhatian dan orisinil. Jangan dibuat-buat
dan berlebihan.
4.
Questioning Technique
Sebagai seorang pewawancara yang baik, kita
tidak boleh mengajukan pertanyaan yang sifatnya mengarahkan, klien harus bisa
mengekspresikan perasaannya.
Jadi kita harus pakai open question, yang terbagi menjadi open question sebagai pembuka,
untuk mengelaborasi dan memperkaya cerita klien, dan menjelaskan sudut pandang
klien.
Tapi ada juga yang kita ga boleh lakukan dalam
memberikan pertanyaan, yaitu memaksa klien buat cerita, mengintrogasi klien,
mengontrol perasaan klien, memakai kata ‘kenapa’, dan mencoba memuaskan
kebutuhan klien.
Nah, pada bingung kan kalo ga boleh pakai kata
tanya ‘kenapa’ atau ‘mengapa’, jadi mau pakai kata-kata apa? Jrenggg..
jawabannya adalah kita pakai kata ‘bagaimana’ hehehe J
5.
Observation Skills
Keterampilan observasi itu fokus pada tiga area:
perilaku non verbal, perilaku verbal, dan konflik, diskrepansi, dan
inkongruensi. Perilaku nonverbal tuh seperti ekspresi wajah dan bahasa tubuh
klien, tapi hindari stereotype yah! Kalau
perilaku verbal itu seperti selective
attention sama keywords. Inkongruensi
adalah ketidaksamaan antara perilaku verbal dan nonverbalnya. Bisa aja terjadi
kalau klien tidak nyaman atau berbohong.
6.
Active Listening
Encourage! Buat klien untuk melanjutkan ceritanya dengan
gerakan verbal dan nonverbal. Jangan lupa lakukan probing! Nonverbal
encouragement seperti body language,
kalau verbal encouragement seperti ‘hmm’, ‘oke..’, ‘lalu..?’
Dalam active
listening ada yang disebut dengan paraphrasing,
yaitu kita fokus sama isi dan mengklarifikasi apa yang dikomunikasikan. Ada juga
reflection of feelings, yaitu kita
memahami emosi klien.
Be careful! Paraphrasing ≠ Parroting. Parroting itu
mengulang pernyataan klien. Jangan sering-sering yah, nanti klien bosen loh
hahaha.
Last one! (akhirnya) Summarizing yaitu kesimpulan dari keseluruhan sesi. Jadi sesi
selanjutnya kita udah paham sama apa yang dibahas di sesi sebelumnya. Ada 4
dimensi utnuk paraphrasing dan summarizing: sentence
stem, keywords, the essence of what the client has said in briefer and more
clear form, dan a check out.
-FINISH-
Jikalau
anda menemukan hal yang kurang dipahami, jangan ragu untuk memberikan komentar.
Sesegera mungkin akan saya balas J
Semoga
Bermanfaat!
SEE YOU
on next blog!
Regards,
Sannia
Wina w
Hello Everyone!
Encourage! Buat klien untuk melanjutkan ceritanya dengan
gerakan verbal dan nonverbal. Jangan lupa lakukan probing! Nonverbal
encouragement seperti body language,
kalau verbal encouragement seperti ‘hmm’, ‘oke..’, ‘lalu..?’
Dalam active
listening ada yang disebut dengan paraphrasing,
yaitu kita fokus sama isi dan mengklarifikasi apa yang dikomunikasikan. Ada juga
reflection of feelings, yaitu kita
memahami emosi klien.
Be careful! Paraphrasing ≠ Parroting. Parroting itu
mengulang pernyataan klien. Jangan sering-sering yah, nanti klien bosen loh
hahaha.
Last one! (akhirnya) Summarizing yaitu kesimpulan dari keseluruhan sesi. Jadi sesi
selanjutnya kita udah paham sama apa yang dibahas di sesi sebelumnya. Ada 4
dimensi utnuk paraphrasing dan summarizing: sentence
stem, keywords, the essence of what the client has said in briefer and more
clear form, dan a check out.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar