Selasa, 26 Agustus 2014

It's all about LOVE


<3 LOVE <3

Apa sih itu cinta? Menurut Wikipedia (2014), cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut.

Misteri dari cinta itu daya tarik yang mengesankan seseorang. Hmmm, kalau menurut saya sih cinta itu perasaan yang kita rasakan saat kita bertemu dengan seseorang yang membuat kita bahagia. Cinta itu ga cuma ke pacar atau hanya lawan jenis loh! tapi cinta itu sudah dimulai sejak kita lahir ke dunia ini. Nah, berarti cinta pertama kita itu adalah orang tua kita yang sudah melahirkan dan merawat kita sejak kita tidak bisa apa-apa selain menangis alias masih newborn babyWell, jadi saya masih kurang percaya tuh kalo first love itu kita dapatkan ketika masa SMP yaitu masa ABG hehehe :D

Everybody NEEDS love. Betul banget! Siapa sih yang ga suka dicintai oleh orang lain. Buktinya aja ketika kita bayi, kita menangis kalau kita belum mendapatkan kasih sayang dari ayah dan ibu kita. Kalau seseorang itu kurang dicintai atau mengalami kesalahan dapat mendapatkan cinta malah bisa menjadi gangguan psikologis... hiiii

LOVE bisa dibagi menjadi tiga jenis yaitu, romantic, passionate, dan companionate.

Pada sebelum abad 19, romantic love itu paling dominan. Romantic love itu seperti apa sih? Itu loh, cinta-cinta romantis seperti yang ada pada dongeng yang selalu kita dengar. The beautiful princess and her prince charming riding a white horse.
Kalau sekarang? Cinta memang butuh keromantisan. Tapi.... Apakah semua cinta yang kita rasakan hanya sebatas romantisme? a big NO! romantisme cinta itu hanya sebagian kecil dari cinta.
Seseorang yang merasakan romantic love itu biasanya ga realistis, jadi mau udah dipukulin sama pasangan pun masih cinta. Hmm, yuk dipikir kembali. Itu cinta atau ring tinju?!....

Passionate love itu cinta yang mengutamakan gairah. Mereka terlalu dekat sama pasangan mereka secara seksual doang. Yah ini cinta yang ga sehat juga. Cinta itu ga sekedar hanya berhubungan secara seksual aja dengan pasangan.

Companionate love, ini dia cinta yang sebenarnya selalu diinginkan oleh semua orang. Companionate love itu adalah cinta yang punya komitmen, punya kedekatan, keintiman, dan afeksi. Jadi companionate love itu gabungan dari romantisme dan passionate. Ini dia cinta yang sehat! Cinta yang tidak merugikan satu sama lain, tetapi memberikan kebahagiaan lahir dan batin.

Cinta itu bisa hilang? Hmm, bisa dong. Bayangin aja kalau setiap hari kita melakukan hal yang sama, pasti akan menjadi membosankan. Begitu juga dengan cinta. Kita itu harus berusaha untuk menjaga cinta itu. Tapi, kalau cintanya keburu hilang bagaimana dong? Hmm, yuk cari dukungan sosial sama keluarga dan teman. Kalau masalah kamu belum selesai juga? Yuk ke psikolog hehe :)

Dalam kehidupan itu pasti seperti Yin dan Yang. Ada sisi yang terang atau positif dan ada juga sisi yang gelap atau negatif. Begitu juga pada cinta. Ada aja sisi negatifnya yaitu Jealousy dan Possessiveness.
Yes! cemburu dan posesif! Padahal banyak orang di luar sana yang bilang kalau cemburu itu bumbu-bumbu cinta. Menurut ilmu yang sudah saya dapatkan di kelas sih cemburu itu tanda dari insecurity dan kecemasan atau adiksi terhadap cinta.  Kalau menurut saya, cemburu sesekali boleh lah, itu kan membuktikan bahwa kita itu cinta terhadap pasangan kita dan ga ingin kalau pasangan kita itu berhubungan terlalu dekat dengan orang lain. Tapi, kalau cemburunya sehari lima kali sih........ itu jelas berlebihan.
Nah, kalo posesif itu merasa pasangan adalah miliknya seutuhnya. Kalau ini sih saya setuju banget kalau di dalam cinta yang penuh komitmen itu seharusnya tidak ada rasa posesif. Selain kita, pasangan kita harus punya dunia sosial yang lain, hubungan dengan keluarga dan teman harus tetap terjalin dengan baik dong. Stalking itu juga bagian dari posesif loh! What?!.... hehe. jujur saja saya awal-awalnya hobi nge-stalk media sosial pasangan hehehehehe :p cuma itu sudah di zaman SMA sih. kalau sekarang? sibuk bikin tugas dong :p

Nah, satu tips nih untuk menjaga hubungan kita langgeng, yaitu.... komunikasi! Komunikasi yang baik itu membangun hubungan yang penuh komitmen dan kepercayaan satu sama lain :) Inget ya, cinta tidak hanya kepada pasangan lawan jenis, tapi kepada semua orang, keluarga, teman, dll. Jadi, yuk berbagi cinta yang membahagiakan dan menyehatkan untuk orang lain.


Thanks for reading! See ya on the next post!
With all my love, Sannia.

It's all about LOVE

<3 LOVE <3

Apa sih itu cinta? Menurut Wikipedia (2014), cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut.

Misteri dari cinta itu daya tarik yang mengesankan seseorang. Hmmm, kalau menurut saya sih cinta itu perasaan yang kita rasakan saat kita bertemu dengan seseorang yang membuat kita bahagia. Cinta itu ga cuma ke pacar atau hanya lawan jenis loh! tapi cinta itu sudah dimulai sejak kita lahir ke dunia ini. Nah, berarti cinta pertama kita itu adalah orang tua kita yang sudah melahirkan dan merawat kita sejak kita tidak bisa apa-apa selain menangis alias masih newborn baby! Well, jadi saya masih kurang percaya tuh kalo first love itu kita dapatkan ketika masa SMP yaitu masa ABG hehehe :D

Everybody NEEDS love. Betul banget! Siapa sih yang ga suka dicintai oleh orang lain. Buktinya aja ketika kita bayi, kita menangis kalau kita belum mendapatkan kasih sayang dari ayah dan ibu kita. Kalau seseorang itu kurang dicintai atau mengalami kesalahan dapat mendapatkan cinta malah bisa menjadi gangguan psikologis... hiiii

LOVE bisa dibagi menjadi tiga jenis yaitu, romantic, passionate, dan companionate.

Pada sebelum abad 19, romantic love itu paling dominan. Romantic love itu seperti apa sih? Itu loh, cinta-cinta romantis seperti yang ada pada dongeng yang selalu kita dengar. The beautiful princess and her prince charming riding a white horse.
Kalau sekarang? Cinta memang butuh keromantisan. Tapi.... Apakah semua cinta yang kita rasakan hanya sebatas romantisme? a big NO! romantisme cinta itu hanya sebagian kecil dari cinta.
Seseorang yang merasakan romantic love itu biasanya ga realistis, jadi mau udah dipukulin sama pasangan pun masih cinta. Hmm, yuk dipikir kembali. Itu cinta atau ring tinju?!....

Passionate love itu cinta yang mengutamakan gairah. Mereka terlalu dekat sama pasangan mereka secara seksual doang. Yah ini cinta yang ga sehat juga. Cinta itu ga sekedar hanya berhubungan secara seksual aja dengan pasangan.

Companionate love, ini dia cinta yang sebenarnya selalu diinginkan oleh semua orang. Companionate love itu adalah cinta yang punya komitmen, punya kedekatan, keintiman, dan afeksi. Jadi companionate love itu gabungan dari romantisme dan passionate. Ini dia cinta yang sehat! Cinta yang tidak merugikan satu sama lain, tetapi memberikan kebahagiaan lahir dan batin.

Cinta itu bisa hilang? Hmm, bisa dong. Bayangin aja kalau setiap hari kita melakukan hal yang sama, pasti akan menjadi membosankan. Begitu juga dengan cinta. Kita itu harus berusaha untuk menjaga cinta itu. Tapi, kalau cintanya keburu hilang bagaimana dong? Hmm, yuk cari dukungan sosial sama keluarga dan teman. Kalau masalah kamu belum selesai juga? Yuk ke psikolog hehe :)

Dalam kehidupan itu pasti seperti Yin dan Yang. Ada sisi yang terang atau positif dan ada juga sisi yang gelap atau negatif. Begitu juga pada cinta. Ada aja sisi negatifnya yaitu Jealousy dan Possessiveness.
Yes! cemburu dan posesif! Padahal banyak orang di luar sana yang bilang kalau cemburu itu bumbu-bumbu cinta. Menurut ilmu yang sudah saya dapatkan di kelas sih cemburu itu tanda dari insecurity dan kecemasan atau adiksi terhadap cinta.  Kalau menurut saya, cemburu sesekali boleh lah, itu kan membuktikan bahwa kita itu cinta terhadap pasangan kita dan ga ingin kalau pasangan kita itu berhubungan terlalu dekat dengan orang lain. Tapi, kalau cemburunya sehari lima kali sih........ itu jelas berlebihan.
Nah, kalo posesif itu merasa pasangan adalah miliknya seutuhnya. Kalau ini sih saya setuju banget kalau di dalam cinta yang penuh komitmen itu seharusnya tidak ada rasa posesif. Selain kita, pasangan kita harus punya dunia sosial yang lain, hubungan dengan keluarga dan teman harus tetap terjalin dengan baik dong. Stalking itu juga bagian dari posesif loh! What?!.... hehe. jujur saja saya awal-awalnya hobi nge-stalk media sosial pasangan hehehehehe :p cuma itu sudah di zaman SMA sih. kalau sekarang? sibuk bikin tugas dong :p

Nah, satu tips nih untuk menjaga hubungan kita langgeng, yaitu.... komunikasi! Komunikasi yang baik itu membangun hubungan yang penuh komitmen dan kepercayaan satu sama lain :) Inget ya, cinta tidak hanya kepada pasangan lawan jenis, tapi kepada semua orang, keluarga, teman, dll. Jadi, yuk berbagi cinta yang membahagiakan dan menyehatkan untuk orang lain.


Thanks for reading! See ya on the next post!
With all my love, Sannia.

Kamis, 29 Mei 2014

suka duka praktikum wawancara

hello readers :)

saya akan berbagi pengalaman di praktikum teknik wawancara yang berlanggsung pada tiga setting, pendidikan, pio, dan klinis.
hmmmm, praktikum tekwan yah. yang terpikir untuk saya ketika pertama kali dapat email ci tasya utk praktikum adalah...... waduh, bisa ga ya cuap2 tanya klien sampai sepuluh menit. gimana yah kalo ga.. makanya saya semaksimal mungkin membuat probing yang memungkinkan di lembaran panduan wawancara.

jadi, ketika praktikum kita akan menjadi tiga peran, sebagai psikolog, klien dan observer.

ketika menjadi seorang psikolog (yang dimana saya harus bertanya mengenai masalah klien & menggali informasi sedalam-dalammya) saya mendapatkan berbagai pembelajaran baru. salah satunya adalah saya belajar untuk menjadi good listener. harus fokussssss banget dengerin cerita subyek biar wawancara yang kita lakukan itu nyambung dan hasilnya mendalam. saya juga berusaha untuk harus bisa probing yang baik, kalau ga probing, yang ada hasil wawancara tidak mendalam. terus klien bisa bete kaliii, lagi cerita asik-asik eh malah pertanyaannya diganti. yang satu belum beres, uda lanjut ke topik lain.

nah kalau ketika saya menjadi klien, pengalaman saya sih adalah saya harus belajar empati ketika saya benar-benar ketemu klien nanti. bagaimana sih perasaan seseorang yang punya masalah dalam berbagai setting. ketika jadi klien saya juga sebisa mungkin memberikan infromasi yang mendalam agar psikolognya ga kebingungan. hehehe :)

terakhir jadi observer, lucu juga sih pakai one way mirror. sudah sering belajar apa itu one way mirror, tapi baru kali ini deh lihat keaslian one way mirror lol. seru jadi observer. saya belajar dari teman-teman saya bagaimana untuk menjadi psikolog yang baik. saya juga memahami apa saja tata krama yang harus dilakukan seorang psikolog yang baik, seperti membukakan pintu klien, berjabat tangan, dan juga mengucapkan salam serta terima kasih untuk klien.

kesan saya terhadap prakikum ini sangat menegangkan namun menyenangkan. saya belajar banyak hal mengenai wawancara yang menurut saya pribadi, sangat berguna untuk kami, para calon sarjana psikologi untuk mampu melakukan wawancara yang baik. dan hal yang paling dekat prsktikum ini membantu saya dalam melakukan wawancara dengan anak panti asuhan untuk tugas akhir. hehhee

Terima kasih, Bu Henny dan Ci Tasya atas pembelajaran yang berharga mengenai wawancara selama satu semester :)

Salam,
Sannia.

Senin, 28 April 2014

The Guest is Coming !!!

Say Hello to the Guest!

Jadi, tadi tgl 24 April 2014 kelas teknik wawancara kita kedatangan tiga dosen tamu!! 
*pssst* dosen-dosen tamu kita alumni Psikologi Untar lohhhh hihihi.. Salam Untarian!
Jreeeeengg... nama dosen tamu kita adalah Kak Dina, Kak Bambang Hermansyah dan Kak Samuel Adam!! Mereka sharing banyak hal baru tentang pekerjaannya seputar PIO.. Stay tune! :) 

Karena kita baru merayakan hari Kartini, maka kakak pertama yang akan sharing adalah Kak Dina! (ide dari Bu Henny.. hehehe)
Kak Dina ini adalah seorang HRD pada perusahaan tambang nikel yang pertambangannya ada di salah satu pulau terpencil di Raja Ampat! (Woahhhh..) Ehhh. tapi Kak Dina udah pindah kerjaan ke salah satu restoran ternama, karena tempat Kak Dina bekerja ditutup karena salah satu peraturan pemerintah.
Kak Dina bekerja di kantor Jakarta, sebagai staff HRD yang baik dan agar dapat menemukan pekerja yang tepat bagi perusahaannya, jadi Kak Dina pergi ke Raja Ampat untuk menilai kinerja karyawannya, baik lokal maupun non-lokal.
Nah, kendala yang dialami Kak Dina untuk mewawancarai pekerja lokal disana adalah bahasa (walaupun sama-sama bangsa Indonesia, tapi mereka tidak lancar berbahasa Indonesia nih). Mereka juga tidak terbiasa untuk bekerja di balik meja. Jadi, Kak Dina punya cara yang tepat untuk ice breaking dengan para pekerja lokal, yaitu ngobrolnya sambil makan atau malah di pantai. Nah, kalau sudah dekat, baru Kak Dina memberikan tes DAP dan.. hasilnya 60% pekerja lokal disana akan gambar putri duyung! Hihihihi... Kak Dina juga pernah mengalami berbagai kendala kalau mau terima pelamar kerja, kadang si manajemen mau (karena Universitas bagus, IPK bagus) padahal menurut Kak Dina, pelamar tersebut ga cocok.

Kedua! Kak Bambang Hermansyah. lebih cocok dipanggil Kak Bam. Kak Bam bekerja pada salah satu perusahan asuransi sejak beberapa tahun yang lalu. Kak Bam punya banyak ilmu nih untuk mewawancarai para pelamar kerja and he called it STAR!
Situation - Lingkungan pelamar kerja bekerja sebelumnya
Task - Kecocokan antara pekerjaan yang lama dengan pekerjaan yang sekarang diinginkan
Action - Bagaimana pelamar merespon tugas-tugas
Result - Hasil akhir wawancara
Menurut Kak Bam, sebagai pewawancara tuh kita harus bisa seperti kerucut. Semakin bertanya, semakin dalam, dan harus fokus! Kalau kita ga fokus, kita bisa terlihat ga konsisten. Apa lagi kalau kita sebagai pewawancara ngomong "Eh, oh iya, saya lupa bertanya tadi tentang......" wah ga asik banget deh. Pelamar kerjanya bisa berpikir kalau kita ini ga profesional dan malah ngerendahin kita lagi. Nah ini juga penting yaitu kita harus bisa menempatkan diri di atas kandidat. Mau si pelamar dokter spesialis, profesor, dll! Tapi, jangan juga kena tipu alias dibohongin pelamar. Misalnya kita mewawancarai seorang dokter. Terus dokternya ini bicara tentang jargon-jargon kedokteran yang kita ga mengerti. Jangan malu untuk bertanya (ntar bisa sesat di jalan.. hehehe.) dengan bertanya kita bisa tahu cara pelamar kita menyampaikan informasi yang dia miliki. kita juga bisa tahu dia bohong, sok keren aja, atau memang benar-benar memiliki informasi mengenai apa yang dia bicarakan.

Last one! Kak Samuel yang sangat lucu dan punya banyak informasi! Kak Samuel bekerja pada salah satu perusahaan minuman pada bagian HRD Recruitment yang bisa mencari pelamar hingga 250 orang per bulan!! (Woahhh....) Kak Samuel menjelaskan bagaimana bagian-bagian HRD yang ada dalam perusahannya. Yang pertama recruitment itu pegang kekuasaan untuk menentukan staff yang bekerja dalam perusahaan. Ada dua bagian recruitment  yaitu internal dan eksternal. Kalau bagian internal yang memegang talent management, yang mencari karyawan yang berkompeten dari sejumlah pelamar kerja. Sedangkan eksternal disebut sebagai head hunter, yang mencari karyawan (tapi biasanya sih utk manajer atau atasannya lagi) untuk dijadikan karyawan kita. Kalau dia sudah pernah jadi manajer dan kita minta dia bekerja dengan kita untuk menjadi manajer akan lebih menguntungkan dari sisi biaya dan efektivitasnya. Nah, dalam mencari karyawan yang berkompeten Kak Samuel akan menggunakan teknik wawancara dengan cara menciptakan suasana nyaman, demografis, dan logis atau tidak. Cara Kak Samuel untuk menciptakan suasana nyaman dengan nongkrong-nongkrong di cafe, ketemu di mall, dll. Jadi ga harus di kantor dengan suasana yang menengangkan. Dalam wawancaranya, Kak Samuel pasti akan bertanya tentang demografis seseorang, asalnya dari mana, ayah dan ibu dari mana, dll. Dari setiap pertanyaan yang dijawab, pasti akan dianalisis apakah jawaban pelamar logis atau tidak.


dan the last! ini dia #quoteoftheday dari Kak Dina :)
"Professional Life ≠ Personal Life"
Jadi kalau kerja ya kerja, harus profesional. Bukan datang ke kantor nangis-nangis soal pacar dan malah curhat sama atasan! Hihihi..

Thanks to Bu Henny yang sudah mengundang ketiga kakak-kakak alumni yang sangat luar biasa dalam berbagi ilmu mengenai PIO dan berbagai teknik wawancaranya :)






Senin, 24 Maret 2014

Social History


Welcome back, guys!

Hari ini saya akan mengshare tentang….. (jengjeng)

Social History

ENJOY!

Apa sih yang terbesit di pikiran kalian ketika mendengar kata Social History? Hmm, kalau saya sihh pikir kayak sejarah-sejarah masa kuno teknik wawancara.
Ooops! Ternyata, social history itu adalah sejarah klien kita yang akan kita dapatkan di awal wawancara kita. Bisa lebih dari sekali wawancara loh untuk dapat social history klien yang lengkap. Soalnya masalah klien itu ga selalu pengaruh bawaan (nature), tapi juga lingkungannya (nurture). Kita bisa dapat social history secara tertulis atau wawancara. Tapi, bakalan lebih bagus kalau lewat wawancara. Soalnya kan kita jadi bisa probing J
Social history ini punya tiga tujuan, yaitu:
1.    Mendapatkan informasi yang cukup untuk mengkonsepkan akar dari kesulitan atau masalah klien.
2.    Karena, tidak akan ada dokumen yang cukup untuk menjelaskan detil dari kehidupan klien.
3.    Kita sebagai pewawancara pasti mau mendengar persepsi, arti, dan perasaan klien yang berhubungan dengan apa yang ia rasakan.
Ada banyak nih area-areanya social history. Kalau bisa, kita harus tanyain nih semuanya! Hehehe. Sambil dijelasin satu-satu ya!

1.    Family History
Yep! Kita harus bertanya tentang riwayat keluarga, cerita ttg keluarga, lahir dimana, dibesarkan dimana, tinggal dimana, sama siapa aja, dll. Soalnya hubungan sama keluarga itu kan pasti paling sering dan sejak awal kehidupan kita. Bisa jadi masalah yang klien hadapi sekarang itu karena konflik masa kecil, ataupun sekarang. Misalnya sama mertua atau pasangan. Nah, pasti bingung nih kalau udah ngadepin klien yang punya keluarga super besar gimana? Untungnya ada yang disebut genogram, yaitu kayak membuat silsilah keluarga gitu deh.. Genogram ini dikembangkan oleh Murray Bowen. Ini dia contoh genogram

2.    Educational History
Bagaimana prestasi akademik klien, walaupun nilai rapot itu ga mewakili kemampuan intelektual seseorang ya! J apakah klien mengalami bully di sekolah, atau malah jadi pelaku bully? Klien kita tuh bisa bersosialisasi ga disekolahnya, punya teman, punya pengalaman organisasi, dll? Kalau klien kita itu kurang punya hubungan disekolah biasanya klien itu memiliki kegagalan dalam menguasai kemampuan sosial dasar.

3.    Job History
Kita harus mengetahui pekerjaan klien itu apa. Tapi jangan sampai kita menyinggung perasaan klien dengan pertanyaan “apa pekerjaan Anda saat ini?” kalau dia kerja sih gak apa. Kalau dia pengangguran? Apa abis di PHK? Gawat deh!! Lebih baik tuh kita tanya “Apa kesibukan Anda sehari-hari?” kalau klien kita bekerja pasti klien kita akan menceritakan pekerjaannya kok. Kita juga harus bertanya kalau klien kita ini ‘kutu loncat’ alias suka pindah-pindah kerjaan, atau malah di posisi yang sama terus buat beberapa tahun tanpa adanya kenaikan posisi. Bisa jadi tuh ada masalah dari klien kita itu. Kita juga harus tau pekerjaannya klien sekarang itu emang maunya dia, apa maunya keluarganya.

4.    Marital History
Marital status: single, married, bercerai, atau janda/duda. Kita harus bisa probing tentang status pernikahan klien kita.

5.    Interpersonal Relationship
Selain status pernikahan dan hubungan berkomitmen lainnya, apakah klien memiliki teman di luar pekerjaan dan tempat sekolah. Kita dapat membantu klien untuk berbicara bagaimana untuk berhubungan.

6.    Recreational Preferences
Bagimana klien melakukan sesuatu yang menyenangkan? Kalau klien kekurangan dalam kemampuan rekreasi dapat menyebabkan klien menjadi pengguna alkohol. Beberapa orang seperti OCD menanggap rekreasi adalah hal yang sia-sia dan bodoh.
7.    Sexual History
Topik ini pasti topik yang sensitif banget, terutama di kebudayaan asia. Jadi pewawancara harus hati-hati banget nih! Tapi sexual history ga harus selalu ditanyakan sih, cuma kalau butuh, ya mau ga mau. Nanyainnya juga jangan pas pertemuan pertama loh, yang ada si klien bisa berpikir macam-macam. Hahaha. Hal yang ditanyakan seperti seberapa sering melakukan hubungan baik seksual dan komunikasinya, dan juga apakah mencapai orgasme atau tidak. Soalnya, kepuasan seksual itu berhubungan juga sama kepuasan pernikahan.

8.    Medical History
Apakah klien kita pernah rawat jalan, rawat inap, operasi, masalah kesehatan gigi dan mulut yang serius, dokter yang sering dikunjungi, medical check-up terakhir, dan nama obat-obatan yang sering dikonsumsi. Bisa juga kita minta klien untuk bawa semua obat-obatannya, soalnya belum tentu klien tau nama-nama obatnya, bisa aja salah. Boleh juga kita tanya sama keluarganya.
9.    Psychiatric/Psychotherapy History
Apakah klien sudah pernah ke psikolog atau psikiater lain? Kalau sudah kita harus memiliki rekap medisnya supaya kita tau bagaimana diagnose sebelummya.

10.  Legal History
Apakah klien kita pernah masuk ke dalam penjara, mengalami masalah hukum perdata, tilang dls. Kalau klien memiliki perilaku yang tidak sesuai dengan hukum mungkin saja memiliki karakteristik patologi.

11.  Alcohol and Substance Use/Abuse
Kita harus bertanya kepada klien seberapa sering dan seberapa addictnya dia dengan alkohol dan narkoba. Bisa jadi, gangguan psikologisnya berasal dari alkohol dan narkoba. Kita bisa memancing klien dengan pertanyaan “saya senang minum segelas anggur atau bir. Bagaimana dengan Anda?”

12.  Nicotine and/or Caffeine Consumption
Banyak klien yang tidak menyadari bahwa nikotin dan kafein merupakan zat adiktif. Kita harus bertanya mengenai rokok dan kopi yang dikonsumsi, jenis apa, seberapa seringnya.

-FINISH-

SEE YOU on next blog about LAPORAN HASIL WAWANCARA
STAY TUNE guys!


Regards,
Sannia Wina w



Jumat, 14 Maret 2014

Keterampilan Dasar Wawancara


Hello Everyone!
Blog ini adalah blog pertama saya.
Semoga tidak membosankan, tetapi membawa manfaat buat kalian semua yang membaca.
Di blog ini saya berusaha untuk berbagi ilmu tentang teknik wawancara.
Enjoy! J


Keterampilan Dasar Wawancara 
Kemarin (13 Maret 2014) kita belajar keterampilan dasar wawancara dari Bu Henny E. Wirawan.
Nah, ada 6 keterampilan dasar wawancara:

1. Kemampuan membina rapport.
Apa tuh rapport? Oops, ini bukan rapot-rapot yang biasa kita terima pas mau kenaikan kelas loh hehehe.
Rapport adalah usaha untuk menciptakan suasana hangat dan nyaman, menciptakan hubungan yang jujur dan terbuka tentang topik yang sesuai dengan wawancara tersebut.
Bagaimana kita tuh bisa membina rapport dengan baik? Easy! 
√ Ketika klien masuk, persilahkan klien untuk duduk dulu. 
√ Ajak klien berjabat tangan (warning : ingat beberapa ragam budaya dan agama loh).
√ Senyum yang hangat dan emang dari dalam hati (CIEEEE!!) w
√ Harus mengerti keadaan klien (bukan sotoy!)
√ Mukanya jangan datar ya hihihi. Kasian klien udah cerita, eh muka kita jutek. Nanti klien malah bete lagi.
√ Eh, tapi, muka kita juga jangan judgemental, alias terlalu ekspresif alias lebay!
√ Jangan telepon dan chatting pas klien lagi curhat. Kita sebagai pewawancara bisa ga konsentrasi dan malah ga ngerti cerita klien.
√ Jangan pake jargon (kata-kata khusus) psikologi. Kalo klien ngerti sih syukur, kalo ga? percuma deh!
√ ETC

2. Empati
Pasti udah pada tau donk ya apa sih empati ini.? Empati diartikan sebagai keakuratan persepsi kita terhadap perasaan klien, apa yang terjadi dengan klien, dan peran klien kita terhadap pengalamannya itu. Dengan adanya empati, kita membuat klien tau kalau kita itu menerima, mengerti dan memahami dunia dia, tapi ga menghakimi dia. yang penting kita harus FOKUS sama klien kita.

3. Attending Behavior
Intinya kita harus menDENGARkan klien dengan baik, bukan kita yang sibuk cuap-cuap padahal klien belum ngomong apa-apa.
Ada 4 dimensinya:
·        Visual perhatiin klien! Tapi jangan dipelototin juga sih hehehe. Perhatikan segitiga atas (di daerah kening).
·        Vocal Qualities ngomongnya jangan lelet, tapi jangan terlalu cepat juga.
·        Verbal Tracking ikuti cerita klien, harus bisa probing. Tapi jangan pernah ikuti cerita klien yang schizophrenia loh!
·        Body Language penuh perhatian dan orisinil. Jangan dibuat-buat dan berlebihan.

4. Questioning Technique
Sebagai seorang pewawancara yang baik, kita tidak boleh mengajukan pertanyaan yang sifatnya mengarahkan, klien harus bisa mengekspresikan perasaannya.
Jadi kita harus pakai open question, yang terbagi menjadi open question sebagai pembuka, untuk mengelaborasi dan memperkaya cerita klien, dan menjelaskan sudut pandang klien.
Tapi ada juga yang kita ga boleh lakukan dalam memberikan pertanyaan, yaitu memaksa klien buat cerita, mengintrogasi klien, mengontrol perasaan klien, memakai kata ‘kenapa’, dan mencoba memuaskan kebutuhan klien.
Nah, pada bingung kan kalo ga boleh pakai kata tanya ‘kenapa’ atau ‘mengapa’, jadi mau pakai kata-kata apa? Jrenggg.. jawabannya adalah kita pakai kata ‘bagaimana’ hehehe J

5. Observation Skills
Keterampilan observasi itu fokus pada tiga area: perilaku non verbal, perilaku verbal, dan konflik, diskrepansi, dan inkongruensi. Perilaku nonverbal tuh seperti ekspresi wajah dan bahasa tubuh klien, tapi hindari stereotype yah! Kalau perilaku verbal itu seperti selective attention sama keywords. Inkongruensi adalah ketidaksamaan antara perilaku verbal dan nonverbalnya. Bisa aja terjadi kalau klien tidak nyaman atau berbohong.

6. Active Listening
Encourage! Buat klien untuk melanjutkan ceritanya dengan gerakan verbal dan nonverbal. Jangan lupa lakukan probing! Nonverbal encouragement seperti body language, kalau verbal encouragement seperti ‘hmm’, ‘oke..’, ‘lalu..?’
Dalam active listening ada yang disebut dengan paraphrasing, yaitu kita fokus sama isi dan mengklarifikasi apa yang dikomunikasikan. Ada juga reflection of feelings, yaitu kita memahami emosi klien.
Be careful! ParaphrasingParroting. Parroting itu mengulang pernyataan klien. Jangan sering-sering yah, nanti klien bosen loh hahaha.
Last one! (akhirnya) Summarizing yaitu kesimpulan dari keseluruhan sesi. Jadi sesi selanjutnya kita udah paham sama apa yang dibahas di sesi sebelumnya. Ada 4 dimensi utnuk paraphrasing dan summarizing: sentence stem, keywords, the essence of what the client has said in briefer and more clear form, dan a check out.

-FINISH-

Jikalau anda menemukan hal yang kurang dipahami, jangan ragu untuk memberikan komentar. Sesegera mungkin akan saya balas J
Semoga Bermanfaat!

SEE YOU on next blog!
Regards,
Sannia Wina w